Menanamkan Akidah Terhadap Anak
Setiap anak yang lahir, lahir dalam keadaan yang fitrah. Namun, ada 3 hal yang dapat merubah fitrah.
1. Kedua orang tua
Tidak jarang kelalaian dari kedua orang tua terhadap pendidikan agama kepada anaknya dapat mempengaruhi tumbuh kembang. Menilai jika semua akan di dapat oleh anak melalui lembaga pendidikan, membuat orang tua merasa tidak lagi memiliki kewajiban untuk memberi ilmu, khususnya ilmu agama. Sedangkan ilmu sejatinya dari dalam rumah, dari orang terdekat, terlebih dari orang tua.
2. Lingkungan
Tentunya anda pernah dengar kiasan, seseorang yang berteman dengan tukang minyak wangi, maka akan kecipratan harumnya. Sedang yang berteman dengan tukang minyak tanah, akan pula kecipratan baunya. Ini bukan sedang membahas seorang penjual, seakan penjual minyak wangi menjadi lebih baik dibanding penjual minyak tanah, ingat ini hanya kiasan yang sangat jelas efeknya.
Sama halnya dengan lingkungan, lihat bagaimana anak berteman, bersosialisasi, karena kegiatan anak yang mungkin kita anggap sebagai hiburan bagi anak, bisa menjadi ajang pembentukan karakter mereka. Karakter yang dapat menjadi pondasi akidah dari diri mereka.
3. Media
Media seperti film-film yang di bungkus menjadi animasi atau kartun, seolah menjadikan film tersebut layak untuk di tonton oleh anak-anak. Sedangkan jika di tinjau dari isi film tersebut, sangat jauh jika di tergetkan untuk anak-anak. Adanya adegan pornografi, LGBT, bahkan memasukan cerita-cerita yang mengarah pada atheisme.
Atheisme atau agnostik pemahaman kepada tidak tahu atau tidak yakin mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Bahkan mereka lebih percaya terhadap adanya alien atau makhluk angkasa di banding adanya Tuhan. Menurut mereka, makhluk-makhluk luar angkasa itu dapat dibuktikan oleh ilmuan, sedangkan Tuhan tidak dapat dibuktikan keberadaannya. Padahal sangat jelas di dalam Al-quran jika Tuhan (Allah) bersemayam di atas Arsy-Nya.
اِنّ َ رَبَّكُمُ اللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ث ُمّ َ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ يُغْشِى الَّيْلَ النّ َهَارَ يَطْ لُبُهٗ حَثِيْثً اۙ وّ َالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنّ ُجُوْمَ مُسَخَّرٰتٍۢ ب ِاَمْرِهٖٓ ۙا َلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْاَمْرُۗ تَبٰرَكَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
Maknanya : "Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia menutup malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan, dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam. (QS. Al-A'raf : 54)
Langkah Dalam Mendidik Akidah Anak
1. Mentalqin akidah kepada anak
> Talqin kalimat Syahadat.
> Talqin kalimat tauhid, rukun iman, mengenai islam, dan mengenalkan sunnah Rasulullah.
> Mengajarkan hal utama pada anak, mengenai Tuhan mereka, baik dari segi nama dan sifat-sifat Allah, serta menjelaskan dimana Allah berada.
> Mengajarkan ushul tsalatsah ( 3 landasan utama seorang hamba mengenal Tuhan-nya (Allah), mengenal Nabi-nya (Muhammad S. A. W.), dan mengenal Agama-nya (Islam)).
2. Iman sebelum Al-quran
> Saat usia balita, utamakan mengajarkan keimanan sebelum menganjurkan untuk penghafalan al-quran.
> Ajarkan kandungan di dalam al-quran.
> Mengajarkan tafsir Al-fatihah sebelum membuat anak hafal surat tersebut.
> Usahakan menghafal ayat-ayat al-quran beserta maknanya
> Ahlul quran adalah orang yang memahami kandungan serta mengamalkan isi kandungannya, bukan hanya sekedar menghafal.
3. Jauhkan anak-anak dari hal yang dapat menjauhkan diri mereka dari akidah
> Mengajarkan tauhid (agar tidak melakukan kesyirikan kepada Allah).
> Langsung meluruskan atau menasihati jika anak melihat tontonan atau mendengar hal-hal yang salah.
4. Persiapkan jawaban apabila anak bertanya tentang akidah
Menyiapkan jawaban ketika anak bertanya hal-hal yang umumnya ia ingin tahu. Hal fitrah pada anak adalah suci, mereka bertanya bukan karena ingin menyulitkan namun, untuk sedikit lebih memahami hal-hal yang tentu belum mereka pahami sebelumnya. Dapat diberi jawaban melalui surat yang anak hafal, misal Al-ihlas bahwa tuhan itu 1 (ahad).
5. Story Telling
> Membacakan kisah-kisah Nabi dan Rasul.
> Menjelaskan akan syurga, dengan bahasa anak yang dapat menjadikan anak semakin cinta kepada Allah.
6. Orang tua bertanya kepada anak
> Ajak anak diskusi tentang akidah, hal-hal yang tentu sebelumnya sudah di ajarkan kepada anak.
ex : Menanyakan siapa Tuhan, Nabi, Malaikat, mengenai rukun iman dan rukun islam.
7. Tadabbur alam
Mengajarkan sambil bermain atau berekreasi. Mengajak mereka bertadabbur serta bertafakkur mengenai alam (ciptaan Allah). Keindahan dalam setiap sudut yang sudah Allah ciptakan. Mengajarkan mereka bertasbih serta mengucap Maasyaa Allah setiap melihat hal-hal yang indah. Karena keindahan yang sedang mereka lihat, hanya akan menjadi indah atas izin Allah semata.
8. Mengajarkan Asmaul Husna
Mengajak anak menghafal dan memahami 99 nama-nama Allah.
9. Mengajarkan anak tentang hal ghaib
Mengajarkan mereka mengenai adanya malaikat, jin, serta memahami qadha dan qadhar (takdir Allah), hingga mengajarkan mengenai adanya alam kubur.
10. Mendoakan anak agar selalu berada di akidah yang lurus
Seperti doa Nabi Ibrahim untuk anak-anaknya mengenai akidah dan tauhi yang lurus.
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
Maknanya : (Ibrahim berdoa) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.” (QS. Ash-shaffat : 100).
Semoga Allah senantiasa memudahkan kita semua sebagai orang tua dalam mengajarkan anak serta menuntun mereka untuk berada di dalam akidah dan tauhid yang lurus. Menjadikan mereka anak yang sholeh dan sholehah, hingga menjadi amal jariah kita selaku orang tua yang akan kita bawa amal tersebut sekalipun ajal menjemput. Allahumma Aamiin.
"Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amal darinya. Kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakannya". (HR. Muslim)
_______________________________________Sumber :1. Kajian tematik oleh Ust. Lutfi Setiawan Lc. Ma Hafidzahullah di Madinah
Semoga Allah senantiasa memudahkan kita semua sebagai orang tua dalam mengajarkan anak serta menuntun mereka untuk berada di dalam akidah dan tauhid yang lurus. Menjadikan mereka anak yang sholeh dan sholehah, hingga menjadi amal jariah kita selaku orang tua yang akan kita bawa amal tersebut sekalipun ajal menjemput. Allahumma Aamiin.
"Apabila anak Adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amal darinya. Kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang selalu mendoakannya". (HR. Muslim)
_______________________________________Sumber :1. Kajian tematik oleh Ust. Lutfi Setiawan Lc. Ma Hafidzahullah di Madinah
Komentar
Posting Komentar