Ruh Kebaikan Dalam Ucapan
Manusia
itu, cenderung takut akan sesuatu yang tidak diketahuinya ~ Imam Ali R.A
Persaudaraan terasa
ketika memberi pertolongan tanpa dipinta, rasa ikhlas tanpa terucap, serta
senyuman tanpa sindiran. Persaudaraan tidak sebatas adanya ikatan darah dalam
keluarga, persaudaraan ada untuk semua orang tanpa batasan.
Korban adalah
saudara, lalu kenapa rasa takut seolah menjadi penghalang untuk menolong
saudara. Khawatir akan sesuatu yang tidak
diketahuinya, khawatir akan tersudutkan dan merasa tidak memiliki bukti
yang kuat akan menjadikan pribadi menjadi pihak yang disalahkan jika melapor,
khawatir menjadi pihak yang akan menerima perilaku bullying jika melapor, dan
banyak kekhawatiran lainnya yang tersusun rapih diotak dan membayang di mata,
yang akhirnya menjadikan hati tertutup.
Pembentukkan karakter korban, bullying memiliki
banyak dampak pada korban. Mulai dari depresi lalu terinspirasi hingga
perubahan perilaku menjadi kasar, atau bahkan menutup diri karena trauma.
Korban menjadi tersangka, membullying terbentuk dari adanya lingkungan yang
mengajarkan bentuk dari kekerasan. Membentuk pola fikir, rasa, hingga perubahan
perilaku yang menjadikan korban menjadi tersangka dikemudian hari. Menutup diri karena trauma, menerima
perilaku kasar/bullying dari sekitar, menjadikan korban trauma hingga memiliki
karaktek penakut, yang menjadikan korban menjadi korban bullying lagi
dikemudian hari bahkan yang paling fatal yaitu adanya percobaan bunuh diri.
Pengaruh, melihat
adanya seseorang yang menjadi korban bullying baik sekedar ejekan atau
kekerasan dapat membentuk rasa takut dan kegelisahan pada rasa hingga pemikiran
saksi. Bayangan buruk pada angan saksi seolah menjadi mimpi nyata jika saksi
akan menjadi korban bullying jika sampai membuka mulut. Rasa takut seolah mampu
membuat lupa, jika korban adalah saudara, saudara tanpa batas garis darah,
saudara yang butuh akan bukti dari saksi, dan saudara yang kelak saksi butuhkan
jika kaulah si korban.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Al-Hujurat 49:11)
“Dalam diri manusia ada kebaikan dan keburukan. Kebaikan
itu berupa ruh iman, sedangkan keburukan berupa kebodohan”. ~ Denny Siregar
Perspektif,
kebodohan bukan hanya sekedar dalam kadar keilmuan, namun kalah melawan
kekhawatiran akan sesuatu yang tidak diketahui, merupakan kebodohan yang sulit
untuk dikendalikan.
“Jangan takut bersaksi, ungkap kebenaran yang anda
tahu!!”
Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang diketuai oleh Bpk. Abdul Haris
Semendawai, berdiri atas dasar hukum UU No. 13 Tahun 2006 yang memberikan jaminan
dari rasa aman serta perlindungan secara pribadi dan keluarga saksi dan korban.
Dalam menjalankan fungsinya, LPSK berperan memberikan perlindungan kepada saksi
dan korban dalam bentuk perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, serta
terbebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang akan atau sedang
diberikan oleh saksi dan korban. Pengajuan perlindungan saksi dan korban, dapat
langsung dilakukan dengan mengajukan permohonan langsung secara tertulis ke
LPSK, atau mengirimkan surat pengajuan melalui email ataupun fax, dan pengajuan
tidak dikenakan biaya apapun. (Tribun Jogja “Ini
Prosedur Peroleh Perlindungan LPSK", 2013)
Adanya LPSK guna mendorong psikologis masyarakat, khususnya pihak saksi dan korban guna ikut andil dalam memberantas segala bentuk kekerasan atau bullying diseluruh kalangan masyarakat (khususnya kalangan pelajar hingga mahasiswa) dengan cara berani bersaksi dan berani mengungkapkan kebenaran kepada pihak yang bertanggung jawab.
Diam bukan pilihan...
Saksi, mata
untuk melihat, hati untuk merasakan adanya ruh kebaikan, dan mulut untuk
berbicara.
~ Katakan, demi
generasi bangsa yang baik.
~ Katakan, demi
masa depan bangsa yang baik.
~ Katakan, demi saudara
kita dimasa depan.


Komentar
Posting Komentar